Minggu, 25 Januari 2015

WAH!

Berawal dari kerja kelompok IPS minggu lalu, yang berlokasi di rumah bersegi panjang gue. Salah satu anggota kelompok gue adalah mantan makhluk culun bernama Ilham, yap Ilham ini merupakan temen gue yang aktif dalam dunia menulis dan juga doi merupakan editor buku "Kacamata Pelajar". Singkat cerita pukul 12:00 WIAT, Waktu Indonesia Antonim Timur acaRa kerja kelompok selesai. Sebelumnya, Ilham punya agenda buat dateng Meet and Greet buku Koala Kumal bareng Raditya Dika. Seetelah semua pulang, Ilham ngajak gue secara mendadak. Karena ada Raditnya, akhirnya gue memutuskan buat ikut Ilham ke Gramedia Matraman. Jadwal Meet and Greet kali dijadwalkan berlangsung pada jam 14:00-16-00 WIAT. Abege itu hobby ngaret, jam 13:30 WIAT kita masih pewe main PES dikamar gue yang menandingkan Indonesia vs Persija, dan berakhir dengan score 5-1. Kalian gak perlu tau siapa yang menang, nanti kasian Ilham ketauan kalah. Setelah permainan selesai, hujan pun mulai ikut selesai. Takut hujan lagi, gue langsung ngisi minum 1 Liter, bawa payung, terus nitip ke tas Ilham, dan kita berangkat kerumah Ilham dulu yang berada di Kampung Rambutan. Sesampainya ditempat tujuan, gue langsung parkir motor dan Ilham langsung ngambil koleksi buku-buku Radit dirumahnya. Setelah siap, gue berangkat ke terminal Kampung Rambutan naik motor Ilham.

Sesampainya di Terminal, kita langsung naik ke Halte Busway Kampung Rambutan. Tanpa disadari, waktu menunjukan jam dua lewat. Ketika melewati halte penyebrangan yang sunyi dan di kelilingi orang tidur dibawah lantai seng, kitapun berjalan hati-hati biar gak salah nginjek. Dengan cepat, kita masuk ke halte dan langsung menuju ke Busway tanpa harus menunggu. Di Busway ini masih sepi, cuma ada beberapa orang. Yang paling gue inget adalah di depan kita ada seorang bule dan wanita pribumi yang sedang bermesraan tanpa peduli tempat. Lama kelamaan Busway semakin penuh, dan sesak tentunya. Di daerah kramat jati kami mengalami macet parah, "woo parah". Untungnya kita duduk, jadi bisa sambil main rubik, baca buku, dan ghibahin bule yang ada di depan. Setelah beberapa kali transit, akhirnya kita nyampe di Gramedia Matraman pukul 16:30 WIB.

Setibanya disana, kita langsung gerak cepat buat nyari sisa-sisa bekas penampakan Meet and Greet di sekitar sana. Menurut beberapa penjaga setempat, acara tersebut dilaksanakan dilantai 2. Benar saja, disana ada Radit yang lagi diwawancarai oleh banyak media. Pas kita mau masuk, satpam kurus hitam kerempeng itu menahan kiya dengan alibi acara sudah selesai, padahal iyasih. Kita tetep gak putus asa dan kehabisan akal. Lalu, gue nanya ke mba-mba gembil Gramedia "mba, radit nanti pulang lewat pintu ini gak?" Tanya gue dengan semangat, "oh kalo itu saya kurang tau, adek baru dateng?", "IYA MBAK, KITA KEJEBAK MACET!", lalu dia pergi dan nampaknya kita dijadiin bahan omongan antara dia dan temennya. Sungguh tidak bersimpati. Kita tetep usaha dan nyari celah buat foto bareng radit, dan Ilham ngajak gue ke basement buat jegat dia disana. Bener aja, di depan lift ada dua pria berbadan gempal cenderung buncit berbaju putih bertuliskan "Koala Kumal". Gue dan Ilham saling menatap seolah yakin bahwa mereka adalah Body Guard yang nunggu Radit turun dari lift. Akhirnya, kita mengintai dari jarak sekitar dua meter dari lift yang dijaga oleh dua Body Guard dan dua satpam Gramedia. Tak perlu menunggu Jakarta dipenuhi salju, makhluk yang ditunggu pun keluar dari lift dengan rombongan tim penerbit buku "Koala Kumal".  Awalnya Radit dikawal dan dihalangin tuh sama Body Guard dan satpam, tapi gue gak mau rugi waktu dan rugi ongkos, akhirnya gue nyamperin Radit sambil ngajak salaman. Awalnya Radit mau ngasih tanda tangan di buku 'Koala Kumal' yang Ilham pegang, tapi karena udah ada tanda tangannya dia pun nyahut "Bang, tanda tangan udah ada, tinggal fotonya nih" lalu dia bales "boleh boleh ini terakhir yak, oke oke selfie aja selfie", lalu si pengawal pada minggir semua dan akhirnya kita selfie. gue merasa kurang puas dengan hasil foto selfie, gue ambil HP lalu gue kasih ke Body Guardnya Radit sambil bilang "Mas, tolong fotoin terakhir beneran nih, harus bagus yak" lalu tanpa menjawab dia langsung menerima HP gue buat fotoin kita. Setelah selesai, kitapun berterima kasih dan Raditpun masuk lalu pergi menggunakan mobil Toyota Fortuner hitam. Berhasil dapet dua foto, kita langsung menuju halte Busway lagi. Dengan girang kita lari dan gelantungan di tiang atap atap halte.


Selfie bersama manusia 9 juta Followers

Hasil foto jepretan BodyGuard Raditya Dika

Waktu menunjukan sekitar pukul lima sore. Ini merupakan jam-jam perut mulai berdendang, Ilhampun memberikan beberapa referensi tempat makan terdekat. Akhirnya, kita memutuskan untuk makan di Grand Indonesia. Dalam perjalanan menuju ke GI, perut terasa semakin meronta dan mengemis minta makanan. Karena kasian, gue ajak Ilham berhenti di tempat makan terdekat, soalnya GI masih lumayan jauh. Kita pun turun di halte Sarinah, dengan niat mau makan. Sesampainya di depan Sarinah, datang lah City Tour Bus yang Bis tingkat itu lah. Karena penasaran, kita membatalkan makan di Sarinah dan naik Bis itu, yang lebih penting karena bis ini gratis. Pas masuk, kita langsung naik keatas, dan ternyata sepi. Lalu, ada petugas yang bilang kalo Bis ini gak muter lagi ke Sarinah, soalnya udah sore yang menandakan akan habisnya jam operasional City Bus Tour. 

ini tingkat, sumpah.

Kita pun turun di bunderan HI, karena laper tak terhingga sepanjang masa, gue pun hanya memberi dan tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia. Di seberang bundaran HI terdapat sebuah tempat berkumpulnya anak muda, anak bule, hingga anak Tapir. Tempat ini di Jakarta lebih akrab dipanggil "Sevel", kita pun tersedot kedalam pintu masuk "Sevel". Kami berdua memesan Nasi Goreng, Yap ini merupakan makanan kesuakaan sejuta umat. Waktu menunjukan pukul setengah delapan malam, ini adalah jam-jam anak muda kebelet kencing. Toilet disini cuma satu, untuk janitor, dan ngantri. Gak mau keliatan becek di depan banyak orang, Ilham ngajak gue numpang kencing di toilet GI, gue pun menyambut baik niat baik beliau. Setelah nyebrang "Sevel" kita masuk ke Menara BCA, yang kita kira satu gedung sama GI. Seetelah kita masuk, Satpam terdekat nanya "Mau ke ATM mas?", gue jawab "enggak mas, mau ke toilet", sambil senyum si satpam bilang "oh kalo disini adanya ATM, gak ada toilet". Akhirnya kita keluar dengan percaya diri dan menuju ke pintu masuk GI yang sesungguhnya. Tanpa mikir panjang, kita pun langsung mencari toilet terdekat. Sesampainya di toilet, disana kita hanya berdua di tempat yang sangat sepi. Awalnya tangan gue iseng ngeluarin hp, ternyata jempol gue lebih iseng buka aplikasi kamera. Tanpa disangka, kita berdua terlihat lebih tampan ketika berfoto disini. Tentu, kita mengambil beberapa foto ganteng di tempat ini. Ternyata, foto di toilet GI bisa bikin tampan tanpa aplikasi 360, gue curiga di cermin toilet ini bisa milih berbagai effect dengan cara di geser kacanya. Sesudah kemplong melepaskan cairan yang tertahan, dan juga dapet banyak foto tampan, akhirnya kita memilih pulang. 

Contoh foto Tampan!

Kita langsung menuju ke halte blok M, dari blok M kita transit di halte Benhil. Cukup jauh perjalanan transit kami dari Benhil ke Semanggi, pokoknya kayak mau mendaki mahameru. Di halte semanggi kita nunggu Busway agak lama. Di halte Busway ada bus APTB berwarna biru yang awalnya kita kira itu serupa dengan Busway, akhirnya kita "Uki gak bang?" "iya Uki tinggal naik". Kita pun naik, dan di dalem bus itu sepi. Belom satu menit gue duduk, pas tatapan gue lurus kedepan ternyata ada tarif khusus dari ABTB, ternyata kita salah naik. Gue menghibur diri dengan mendapat fasilitas yang sepi, duduk, dan adem. Mendekati Uki, kita diturunin di pertigaan lampu merah, bus ini gak lewat halte Uki. Sungguh manusia tak bertanggung jawab. Kita pun jalan dari lampu merah hingga halte Uki, lumayan jauh dan cukup bikin lutut oyag. Setelah menunggu Busway yang kearah Kampung Rambutan selama setengah jam, akhirnya yang ditunggu datang juga. Gue kebetulan dapet kursi, dan Ilham berdiri. Tanpa disadari, gue tertidur lelap di Busway itu. Hampir satu jam gue tertidur, ketika gue membuka mata, ternyata Ilham masih setia berdiri menjaga gue saat tertidur. Salut. Kita nyampe terminal Kampung Rambutan jam 23.00, sesampainya dirumah Ilham gue langsung hubungin nyokap buat minta pendapat gimana gue kedepannya, mau pulang atau gimana, maklum udah malem. Nyokap pun parno dan takut gue di godain geng motor dan geng tante, lalu nyokap pun menyuruh gue bermalam di rumah Ilham. Sebelum tidur, kita beli Martabak telor terdekat dan gue membeli susu jahe merah yang menghangatkan malam beku. Setelah menyantap mereka, kitapun tidur. Gue pun pamit pulang sekitar jam tujuh pagi.



6 komentar:

  1. Besok-besok, gue yang menang PES coy!!!
    Btw, kalo gue tinggal dari Gramedia Matraman, lu bakal jadi apa win? :D
    Ikut-ikutan kayak lu, promosi post: http://www.ilhamkusumaning.com/2015/01/perjalanan-yang-tidak-direncanakan.html

    BalasHapus
    Balasan
    1. Silahkan buktikan coy!!! kalo gak ada lu mungkin gue menjadi rumor yang tak tau arah jalan pulang am:D

      Hapus
  2. Wah ternyata temennya Ilham ini punya blog juga ya. Salam kenal ya. ;)

    BalasHapus
  3. Baru mampir udah suka tulisannya :)

    www.fikrimaulanaa.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih banyak bro, semoga bisa lebih baik:) ohiya, salam kenal ya:D

      Hapus